Resensi
Judul
buku : Manusia dan Kebudayaan di Indonesia
Penulis
: Prof.Dr.Koentjaraningrat
Penerbit
: Djambatan , Jakarta
Tahun
terbit : 2010
Halaman
: viii + 396 halaman
KEBUDAYAAN
BALI
INDENTIFIKASI
Suku bangsa Bali
merupakan suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadran akan kesatuan
kedudayaannya , sedangkan kesadaran itu diperkuat oleh adanya bahasa yang sama
. Walaupun ada kesadaran yang demikian , namun kebudayaan Bali mewujudkan
banyak variasi dan perbedaan setempat . Disamping itu agama Hindu yang telah
lama terintegrasikan ke dalam kebudayaan Bali , dirasakan pula sebagai suatu
unsur yang memperkuat adanya kesadaran akan kesatuan itu .
Dalam bahasa Bali ,
kaji berarti ke gunung , dan kelod berarti ke laut . Demikian untuk orang Bali
Utara , kaja itu berarti “selatan” , sedangkan untuk orang Bali Selatan , kaja
berarti “utara” , sebaliknya , kelod untuk orang Bali Utara berarti “utara” ,
dan untuk orang Bali Selatan berarti “selatan” . Perbedaan ini tidak saja
tampak dalam penunjukan arah dalam bahasa Bali , tetapi juga dalam beberapa
aspek kesenian dan juga sedikit bahasa .
Bahasa Bali termasuk
keluarga bahasa – bahasa Indonesia . Dilihat dari sudut perbendaharaan kata –
kata dan strukturnya , maka bahasa Bali tak jauh berbeda dari bahasa – bahasa
Indonesia lainnya . Bahasa Bali mengenal pula apa yang disebut “perbendaharaan
kata – kata hormat” , walupun tidak sebanyak seperti di dalam bahasa Jawa . Bahasa
hormat (basa alus) yang dipakai kalau berbicara dengan orang – orang tua atau
tinggi , telah mengalami beberapa perubahan berhubung pengaruh moderanisasi dan
cita – cita demokrasi akhir – akhir ini.
MATA
PENCARIAN HIDUP
Bercocok
tanam
Mata pecaharian pokok
dari orang Bali adalah bertani . Dapat dikatakan 70 % dari mereka
berpenghidupan bercocok tanam , dan hanya 30% hidup dari peternakan , berdagang
, menjadi buruh , pegawai atau lainnya . Selain bercocok tanam di sawah , juga
ditanam buah – buahan (jeruk) , palawija , kelapa dan kopi .
Peternakan
Kecuali bercocok tanam
, beternak juga merupakan usaha yang penting dalam masyarakat pedesaan di Bali
. Binatang peliharaan yang terutama adalah babi dan sapi . Bali dipelihara
terutama oleh para wanita , biasanya sebagai sambilan dalam kehidupan rumah
tangga . Sedangkan sapi untuk sebagian dipergunakan dalam hubungan pertanian,
sebagai tenaga pembantu di sawah atau di lading , dan untuk sebagian dipelihara
untuk dagingnya . Disamping babi dan sapi , juga dipelihara kerbau , kuda ,
kambing , tetapi hasilnya relative jauh lebih kecil .
Perikanan
Suatu mata pencaharian
lain adalah perikanan , baik perikanan darat maupun perikanan laut . Jenis ikan
yang dipelihara adalah ikan mas , karper dan mujair . Para nelayan dengan jukung
, perahu penangkap ikan , berlayar ke laut untuk menagkap jenis – jenis ikan
seperti ikan tongkol , udang , cumi – cumi , dan jenis – jenis ikan lainnya
dengan alat – alat seperti jala , pancing dan jerat .
Kerajian
Di bali terdapat pula
cukup banyak industry dan kerajianan rumah tangga usaha perorangan ,atau usaha
setengah besar , yang meliputi kerajianan pembuatan benda – benda anyaman ,
patung , kain tenun , benda – benda mas , perak , dan besi , perusahaan mesin –
mesin , percetakan , pabrik kopi , pabrik rokok , pabrik makanan kaleng ,
teksil , pemintalan dan lain – lainnya . Usaha dalam bidang ini tentu
memberikan lapangan kerja yang agak luas kepada penduduk .
SISTEM
KEKERABATAN
Perkawinan merupakan
suatu saat yang amat penting dalam kehidupan orang Bali , karena dengan itu
barulah ia dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat , dan baru sesudah
itulah ia memperoleh hak – hak dan kewajiban – kewajiban seorang warga komuniti
dan warga kelompok kerabat . Sesudah pernikahan , suami – isteri baru biasanya
menetap secara virilokal di kompleks perumahan (uma) dari orang tua si suami ,
walupun tidak sedikit juga suami – isteri baru yang menetap secara neolokal dan
mencari atau membangun rumah baru . Sebaliknya , ada pula suatu adat perkawinan
dimana suami – isteri baru itu menetap secara uxorilokal di kompleks perumahan
dari keluarga si isteri (nyeburin) .
SISTEM
KEMASYARAKATAN
Banjar
Banjar dikepali oleh
seorang kelapa yang disebut klain banjar (kliang) . Ia dipilih untuk suatu masa
jabatan yang tertentu oleh warga banjar . Sifat keanggotaan banjar tidak
tertutup dan terbatas kepada orang – orang asli yang lahir di dalam banjar itu
juga . Tugas banjar ialah menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan
social , lapangan kehidupan keagamaan , memecahkan soal – soal yang menyangkut
hokum adat tanah , soal – soal yang menyangkut irgasi dan pertanian .
Subak
Warga subak ialah para
pemilik atau penggarap sawah – sawah yang menerim air irigasinya dari bendungan
– bendungan yang diurus oleh suatu subak . Sudah terntu tidak semua pemilik dan
penggarap tadi hidup dalam satu banjar ., tetapi di dalam beberapa banjar .
Sebaliknya , ada pula warga suatu banjar yang mempunyai banyak sawah yang
terpencar dan yang mendapat airnya dari bendungan – bendungan yang diurus oleh
beberapa subak .
Seka
Dalam kehidupan
kemasyarakatan desa di Bali ada organisasi – organisasi yang bergerak dalam
lapangan hidup yang khusus , ialah organisasi seka . Organisasi yang demikian
itu bias didirikan untuk waktu yang lama , bahkan untuk waktu yang meliputi
agkatan – angkatan yang turun menurun , tetapi ada pula yang hanya bersifat
sementara . Ada seka – seka yang fungsinya adalah menyelenggarakan hal – hal
atau upacara –upacara yang berkenaan dengan desa , misalnya seka baris (perkumpulan
tari baris) , seka truna (perkumpulan para pemuda) , seka daha (perkumpulan
gadis – gadis) . Seka dalam arti ini tentu sifatnya permanen , tetapi ada juga
seka – seka yang bersifat sementara , ialah seka – seka yang didirikan
berdasarkan atas suatu kebutuhan tertentu , seperti misalnya seka memula
(perkumpulan menanam) , seka manyi (perkumpulan menuai) , seka gong
(perkumpulan gamelan) dan lain – lain . Seka – seka seperti ini biasanya juga
merupakan perkumpulan – perkumpuan yang terlepas dari organisasi desa dan
banjar .
AGAMA
Sebagian besar dari
orang Bali menganut agama Hindu – Bali . Walapun demikain , ada pula suatu golongan kecil orang – orang
Bali yang menganut agama Ialam , Kristen , dan Katolik . Di dalam kehidupan
keagamannya , orang beragama Hindu percaya akan adanya satu Tuhan , dalam
bentuk konsep Trimurti , Yang Esa , Trimurti ini mempunyai 3 wujud atau
manifestasi , ialah wujud Brahmana , yang menciptakan , wujud Wisnu , yang
melindungi serta memelihara , dan wujud Siwa , yang melebur segala yang ada .
Tempat melakukan ibadat agama di Bali pada umumnya disebut pura . Tempat ibadat
ini berupa kompleks bangunan – bangunan suci yang sifatnya berbeda – beda . Ada
yang bersifat umum , artinya untuk semua golongan seperti pura Besakih , yang
ada berhubungan dengan kelompok social setempat seperti pura desa (kayangan
tiga) , ada yang berhubungan dengan organisasi dan kumpulan – kumpulan khusus
seperti subak dan seka , kumpulan tari – tarian da nada yang merupakan tempat
pemujaan leluhur dari klen – klen besar .
Adapun tempat – tempat pemujaan leluhur dan klen kecil serta keluarga –
luas , adalah tempat – tempat sajian rumah yang disebut sanggah , masing –
masing dengan hari hari perayaannya sendiri – sendiri , yang telah ditentukan
oleh system tanggalan Hindu – Bali dan tanggalan Jawa – Bali .
Kesimpulan :
Secara garis besar buku
ini berisi tentang kebudayaan dari berbagai suku dengan latarbelakang, mata
pencarian dan agama yang berbeda. Kebudaya yang dimiliki oleh daerah Bali
sangat lah banyak. Seperti cara beretika yang baik sesuai agama dan kesenian di
daerah bali juga sangat lah banyak. Tradisi Upacara-upacara Adat Bali yang
beragam juga membuat keragaman akan budaya Bali semakin lengkap. Sehingga
banyak sekali yang harus kita ketahui lebih jauh lagi mengenai budaya-budaya
yang ada di Indonesia ini terutama Bali yang sebenarnya memiliki budaya yang
sangat kental dan beragam.